DEDE KURNIASIH BANGETTT
Disusun
Oleh :
Nama : Dede Kurniasih
NPM : 1286210173
Kelas : Karyawan
STKIP
SUBANG
PRODI
S1 PGSD
I
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
§ SAEFUL ANWAR,SPd,MPd,candidat.selaku dosen mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan ilmu dan materinya.
Harapan saya semoga dengan adanya pembuatan makalah ini
dapat membuat bakat dan kreativitas kita sebagai calon guru sekolah dasar dalam
bidang tulis menulis semakin bertambah
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk
itu penulis harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi
lebih baik dimasa yang akan datang.
Apabila terjadi
kesalahan dalam penulisan makalah ini saya mohon maaf yang setulus-tulusnya.
II
DAFTAR ISI
Judul ………………………………………………………….…I
Kata pengantar ……………………………………………..….…II
Daftar isi …………....…………………………………………..……III
Pendahuluan …………………......………………………………….. 1
Latar belakang …………………….…………………….
2
Rimusan masalah ………………………………………………….. 3
Tujuan …………………………………………………….…….... 4
PEMBAHASAN ………………………………………..…….
5
A. Pertumbuhan dan
Perkembangan
B. Anak Sebagai Suatu
Totalitas
C. Perkembangan sebagai
Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
D. Kematangan dan
Pengalaman dalam Perkembangan Anak
E. Kontinuitas dan
Diskontinuitas dalam Perkembangan
F. Perkembangan Biologis
dan Perseptual Anak
G. Faktor Hereditas dan
Lingkungan dalam Perkembangan Anak
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan
makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta Didik yang
mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi PGSD untuk dapat mempelajari
dan memperdalam tentang pengembangan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud
dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apa maksud dari anak
adalah totalitas?
3. Apa maksud
perkembangan sebagai proses holistic?
4. Apakah yang dimaksud
kematangan dan pengalaman?
5. Apakah yang dimaksud
kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan?
6. Bagaimana
perkembangan biologis dan perseptual anak?
7. Apakah pengaruh
faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang
dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan
2. Mengetahui apa yang
dimaksud dengan anak adalah totalitas
3. Mengetahui maksud
perkembangan sebagai proses holistic
4. Mengetahui arti
kematangan dan pengalaman
5. Mengetahui arti
kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan
6. Mengetahui
perkembangan biologis dan perseptual anak
7. Mengetahui pengaruh
hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak
PEMBAHASAN
A.
Pertumbuhan
dan Perkembangan
Pertumbuhan
diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau
fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang tadinya
belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai makna
luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek
fisik-psikis seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan,
kematangan dan belajar atau pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan
menunjukkan kepada perubahan pola-pola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek
kepribadian tertentu sebagai hasil usaha individu atau organisme yang
bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa pekanya. Dengan
demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan pribadi
sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja
diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti
pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya
pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan
terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang
lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan
relative lebih mudah manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung
seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain
halnya dengan segi-segi psikis yang relative sulit diidentifikasi karena kita
hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep
pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta
latihan (training)..
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau
hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau
sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai
batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan mempergunakan teknik dan
instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses berpikir, kemampuan
berbahasa dan lain-lain.
B. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep
anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu :
1.
Anak adalah
makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang
terdapat dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang
sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek
fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan
psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu
anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang
anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian
tubuh yang terpisah satu sama lain.
2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut
secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain.
Sebagai misal, anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak
yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut
mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan
aktivitas anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi
fisiknya, begitu pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi
secara keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak
yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik
dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya.
Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga
mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu
saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
C. Perkembangan sebagai Proses Holistik
dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau
sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya
menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya dalam aspek
tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama
lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke
dalam 3 domain, yaitu :
1. Proses Biologis
Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup
perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem
syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan
dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual
juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak
mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa
khusus lainnya.
2. Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan
pola berpikir, kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari
lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan
benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak
atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman
merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak.
3. Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek
perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan
berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu
sama lain. Misalnya saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka
dia dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak
adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya.
D. Kematangan dan Pengalaman dalam
Perkembangan Anak
Kematangan
atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan titik
kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness)
dari suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman
adalah peristiwa-peristiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan
lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain pengalaman,
pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara usia anak yang berusia 7tahun
harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan usia 6tahun. Namun
pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan diberikan berbeda
E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam
Perkembangan
Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa
perkembangan merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap
dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang
sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi
yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini
terjadi penambahan maupun pengurangan keterampilan yang akan dikombinasikan
dengan keterampilan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku yang semakin
kompleks.
Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa
perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini
perkembangan individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang
relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya.
F. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak
1. Perkembangan Fisik
a. Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan
relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya
perubahan-perubahan besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi
lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak
secara bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’.
Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat.
Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan otot
ini.
b. Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh
yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang
sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas
akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.
Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak SD.
Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah :
1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan
berbadan besar
2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih
kekar
3) Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah,
dan seperti tak berotot
2. Perkembangan Perseptual
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap
oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih
lanjut dari aktivitas sensasi.
a. Persepsi Visual
Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat
mengutamakan peran indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari
dimensinya, ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :
1) Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek
memiliki suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak
mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya tetapi
ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti tentang
konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak, tetapi yang belum
mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya “ Emang dari dulu gambarnya gitu
bu !”.
2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan
Latar
Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu
objek yang berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan
ini akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam menggambar
gambar yang tertutup oleh gambar lain.
3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu
objek atau gambar dari keseluruhannya.
4) Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh
ke suatu objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik
5) Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi,
mengenal, dan mengukur dimensi
6) Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan
atau perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai
dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan
vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan berputar.
b. Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian
terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi
penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi,
yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara
yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya.
1) Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat
munculnya suatu sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah
kiri, maka ia menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara
yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara tersebut
2) Persepsi Perbedaan
3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan
mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu
mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara
gaduh yang datang dari luar kelas.
G. Faktor Hereditas dan Lingkungan
dalam Perkembangan Anak
Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan
yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor Hereditas
Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini
terjadi totalitas karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula
kepribadian anak mulai terbentuk karena didikan orang tua.
b. Faktor Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam
lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula
maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap
individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan
berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan
psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang
kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor
hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan
lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara
hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution
(sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga
tingkah laku.
Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih
dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak
selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak akan menjadi
kenyataan, begitu pula sebaliknya.
DAFTAR FUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada
segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu
yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara
sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
v Konsep anak sebagai suatu totalitas
1. Anak adalah makhluk hidup yang
merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
2. Keseluruhan aspek anak saling
terjalin satu sama lain
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan
sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
perkembangan juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh
(holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu,
melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling terjalin satu sama lain
v proses perkembangan individu dapat
dikelompokkan
1. Proses Biologis
2. Proses Kognitif
3. Proses Psikososial
v Setiap manusia mempunyai pola pertumbuhan dan
perkembangan yang berbeda.
a. Faktor Hereditas
b. Faktor Lingkungan
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan
tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu
pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu
tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik,
lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan dan
perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan
lingkungan.